Senin, 20 Juli 2009

Manfaat dan Prinsip Pembuatan Media


Dalam merancang media pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Visible = Mudah dilihat
2. Interesting = Menarik
3. Simple = Sederhana
4. Useful = Bermanfaat bagi si belajar
5. Accurate = Benar dan tepat sasaran
6. Legitimate = Sah dan masuk akal
7. Structured = Tersusun secara baik
Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Secara Umum:
Penggunaan Media dalam pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien
Secara Khusus:
1. Dengan menggunakan Media, penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas
4. Efesien dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar
6. Dengan media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses pembelajaran
8. Merubah peran guru kearah yang lebih positif
9. Membuat pelajaran yang abstrak menjadi kongrit
10. Mengatasi ruang dan waktu
11. Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
12. Mampu menghadirkan objek yang langkah dan berbahaya di ruang kelas
13. Mampu memberikan kesan yang mendalam dan tahan lama pada diri si pelajar (siswa)

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, (1985) dijelaskan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan media, penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubahan ke arah yang positif

Landasan Penggunaan Media Pembelajaran


Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara
lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
A. Landasan filosofis.
Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai
jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan
terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai
media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan
media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa
dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara
maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan
teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting
bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru
menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri,
motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik
menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan
akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
B. Landasan psikologis.
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses
belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat
mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping
memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi
serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan
secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud
tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian
siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran
yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang
konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan
kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama,
Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan
urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment)
kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic
representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga
untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai
dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia
membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak.
Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai pengamat
kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan
dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan
simbul. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut
pengalaman (cone of experiment),
Dalam menentukan jenjang konkrit ke abstrak antara Edgar Dale dan Bruner pada
diagram jika disejajarkan ada persamaannya, namun antara keduanya sebenarnya terdapat
perbedaan konsep. Dale menekankan siswa sebagai pengamat kejadian sehingga
menekankan stimulus yang dapat diamati, Bruner menekankan pada proses operasi
mental siswa pada saat mengamati obyek
C. Landasan teknologis.
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek
perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber
belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan
masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan
terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk:
kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi
disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi
sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang,
bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
D. Landasan empiris.
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang
signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik
tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka
belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih
tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media
audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi
pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

Klasifikasi Media Pembelajaran


Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera
Dalam penggolongan ini media dibedakan dalam tiga kelas, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Namun Sulaiman menggolongkan media pembelajaran menjadi sebagai berikut.
a. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette Tape Recorder, dan Radio.
b. Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi
c. Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d. Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e. Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
f. Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapi tidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.
Klasifikasi berdasarkan penggunaannya
a. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual.
Misalnya laboratorium bahasa, IPA, IPS serat laboratorium Pusat Sumber Belajar.
b. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (misal film dan slides)
c. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal (misal televisi)
Di samping di atas , media juga dapat dikelompokan berdasarkan sifat modernnitasnya, antara lain sebagai berikut.
a. Ruang kelas otomatis
yaitu ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol) untuk menciptakan perubahan kelas besar menjadi kelas kecil atau diskusi.
b. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system)
Suatu sistem ruang proyeksi yang melengkapi ruang kelas otomatis, yang memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.
c. Sistem interkomunikasi.
Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, dimana programnya di-TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh beberapa sekolah. Untuk memelihara interaksi dan partisipasi siswa setiap kelas disediakn media interkomunikasi.
Klasifikasi berdasarkan pemanfaatannya
Duncan menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah biayanya, semakin mudah pengadaanya, sifat penggunaanya semakin khusus dan lingkup sasarannya terbatas.

Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media


Sudirman (1991) mengemukakan tiga kategori prinsip pemilihan media pembelajaran sebagai berikut.
1. Tujuan Pemilihan. Pemilihan media yang akan digunakan harus didasarkan pada maksud dan tujuan pemilihan yang jelas.
2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dan segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.
3. Alternatif Pilihan. Pada hakikatnya, memilih media merupakan suatu proses membuat keputusan dan berbagai alternatif pilihan.
Adapun prinsip pemilihan dan penggunaan media, menurut Sudjana (1991) ditulis pada bagian berikut :
a. Menentukan jenis media dengan tepat.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
c. Menyajikan media dengan tepat.
Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Faktor-faktor yang perlu Anda perhatikan dalam memilih media pembelajaran dijelaskan pada bagian berikut :
a. Objektivitas.
Seorang guru harus objektif. Artinya, guru tidak boleh memilih suatu media pembelajaran atas dasar kesenangan pribadi.
b.Program Pembelajaran.
Program pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isi, struktur, maupun kedalamannya.
c.Sasaran Program.
Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu siswa mempunyai kemampuan tertentu pula, baik cara berpikir, daya imajinasi, kebutuhan, maupun daya tahan siswa dalam belajarnya.
d.Kualitas Teknik.
Dari segi teknik, media pembelajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat atau belum.
e.Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan.
Keefektifan yang dimaksud di sini berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi yang dimaksud di sini berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut.

Media Pembelajaran dan Fungsinya


Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio? Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajarannya.

Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.

A. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

B. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa

PROFIL


Nama saya Ellit Pipop Setiawan. Lahir di Negara yang berlambangkan Garuda Pancasila, tepatnya di sebuah kota kecil yang bernama Kendal pada tanggal 16 Desember 1987. Di jln. Pangeran Djuminah no. 46 desa Darupono RT. 03/ RW. 04 kecamatan Kaliwungu saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya. Dan sampai sekarang saya masih tinggal di sana.
Blog ini saya buat sebagai ganti dari tugas mata kuliah Media Pembelajaran dengan dosen pengampu Bapak Deni Setiawan. Bersyukur saya memiliki dosen seperti beliau, yang menurut saya termasuk dosen yang berpengaruh besar terhadap kemajuan PGSD, sebuah jurusan yang menjadi tempat saya menuntut ilmu. Buat Pak Deni,"jangan pernah berhenti memajukan mahasiswa dan jurusan PGSD!". Dan saya minta maaf Pak, karena baru hari ini, saya dapat mengganti tugas yang belum sampai kemarin.